penakaltim.id Kondisi Museum Perjuangan Merah Putih Sanga-sanga, Kutai Kartanegara, dilaporkan memprihatinkan. Bagian struktur bangunan dan koleksinya mengalami kerusakan. Pemerintah mengaku tidak memiliki cukup uang melakukan renovasi.
Kepada penakaltim.id Anggota Komunitas Pemerhati Sejarah Sanga-sanga (PS3), Muhammad Heriono, mengatakan kerusakan museum sudah ada sejak lima tahun silam. Kerusakan terjadi pada bagian dalam dan luar bangunan. “Koleksi museum juga sebagian sudah mengalami kerusakan,” ungkap Heriono, Kamis, 26 Januari 2023.
Ia menjelaskan, kerusakan museum di mulai pada cat dinding bangunan yang mulai terkelupas. Atap bangunan museum juga telah lama mengalami kebocoran. Apabila kondisi hujan deras tiba, akan memperparah keadaan. Air hujan masuk melalui celah kebocoran dan mengalir kebagian dinding dalam museum.
Kondisi itu sebelumnya turut menyebabkan 60 lembar koleksi foto bersejarah pada dinding museum luntur dan rusak. Selanjutnya, rembesan air hujan turut merusak diorama yang terletak pada tengah museum.
Kondisi memprihatinkan juga tampak pada koleksi yang terletak di halaman belakang museum. Masing-masing satu unit kapal dan mobil jeep peninggalan Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger atau KNIL, sudah mulai berkarat. Warna cat kedua alat transportasi zaman perang itu pun kini sudah memudar.
Pria berusia 37 tahun ini melanjutkan, jika kondisi ini terus terjadi di khawatirkan akan mengganggu kenyamanan wisatawan. Ia berharap, pemerintah daerah segera merenovasi museum, tersebut.
“Renovasi diperlukan, agar masyarakat yang berkunjung, merasa nyaman,” kunci Heriono.
Usaha Pemugaran
Anggota SP3 lainnya, Aspian menambahkan. Perbaikan museum dengan koleksi benda-benda yang menjadi saksi bisu peristiwa “Merah Putih Sanga-sanga” Itu, sebetulnya sudah diupayakan. Pelbagai cara dilakukan agar museum segera menerima pemugaran.
Katanya dimulai, mengajukan bantuan perbaikan kepada Dinas Sosial (Dinsos) Kukar, selaku pihak teknis pemeliharaan museum. Namun hingga sekarang bantuan urung tiba.
Diketahui darinya, pemerintah mengaku tidak memiliki cukup uang untuk melaksanakan perbaikan. “Kami sudah melakukan berbagai usaha tapi belum ada hasil,” katanya.
Mereka yang bergabung dalam komunitas pemerhati sejarah Sanga-sanga, tak patah arang. Beberapa waktu pihaknya sempat mengeluarkan biaya pribadi untuk mempercantik tampilan museum. Dengan mengecat bagian depan museum agar tampak lebih baik.
“Biaya pembelian cat hasil dari sumbangan teman, sesama pemerhati sejarah Sanga-sanga,” ucap pria berusia 47 tahun itu.
Dikonfirmasi berbeda, Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, mengakui bahwa pemerintah tidak bisa melakukan pemugaran pada museum. Penyebabnya ketiadaan anggaran pemeliharaan museum pada tahun-tahun sebelumnya. Namun dirinya berjanji, dalam waktu dekat museum tersebut akan segera diperbaiki.
Sebagai langkah nyata pemerintah, sebut Edi. Ia telah menginstruksikan Dinsos Kukar menyerahkan urusan pemeliharaan museum kepada pemerintah kecamatan. Cara itu dinilai akan jauh lebih efektif. Karena pemerintah kecamatan bisa melakukan penangan secepat mungkin menyesuaikan kondisi di lapangan.
“Kita juga sudah memerintahkan dinas pariwisata untuk meningkatkan promosi pariwisata di Kota Juang Sanga-sanga,” tandasnya.
Secara terpisah, Camat Sanga-sanga, Muhammad Dachriansyah, menyebutkan pihaknya telah menerima pelimpahan wewenang pemeliharaan museum Sanga-sanga melalui Dinsos Kukar. Terhitung efektif pada Januari 2023.
“Kita juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar. Untuk menghitung biaya perawatan museum,” Sambungnya. Bila tidak ada halangan, perbaikan museum dimulai pada pertengahan tahun ini.