KUTAI KARTANEGARA – Sekretaris Daerah (Sekda) Kutai Kartanegara, Sunggono, mendorong pentingnya implementasi Gender Analysis Pathway (GAP) dan Gender Budgeting System (GBS) sebagai upaya strategis dalam mengatasi kesenjangan gender di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Hal ini disampaikan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kutai Kartanegara tahun 2023, yang menunjukkan masih adanya disparitas signifikan antara akses dan peluang yang diterima oleh pria dan wanita di wilayah tersebut.
Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja hanya mencapai 45%, jauh di bawah tingkat partisipasi laki-laki yang berada di angka 65%. Selain itu, tingginya angka kematian ibu melahirkan di Kukar, yang lebih tinggi dari rata-rata nasional, menyoroti perlunya intervensi yang lebih berperspektif gender dalam sektor kesehatan.
“Penggunaan GAP dan GBS sangat relevan dalam konteks ini. GAP membantu kita untuk lebih memahami kesenjangan yang ada dalam akses, partisipasi, serta manfaat program pemerintah, sementara GBS memastikan anggaran yang dialokasikan lebih adil dan sesuai dengan kebutuhan seluruh masyarakat,” kata Sunggono, Rabu (11/9/2024).
Menurut Sunggono, analisis GAP dapat mengungkap hambatan-hambatan yang dialami perempuan, terutama di daerah-daerah tertentu dalam hal akses pendidikan dan layanan kesehatan. Temuan ini akan menjadi landasan bagi perumusan kebijakan dan pengalokasian anggaran yang lebih responsif terhadap kebutuhan perempuan.
“Dengan GBS, kita dapat mengalokasikan anggaran yang memperhatikan perspektif gender secara lebih tepat. Menggunakan data terpilah gender akan membantu kita untuk mengambil keputusan yang lebih efektif, termasuk memprioritaskan program-program pemberdayaan perempuan di pedesaan,” tambahnya.
Sekda Sunggono berharap, melalui penerapan GAP dan GBS, kesenjangan gender di Kutai Kartanegara dapat diatasi secara signifikan, sesuai dengan komitmen pemerintah daerah untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. (ADV/dp3akukar)