KUTAI KARTANEGARA- Hari Kartini adalah hari yang diperingati setiap tanggal 21 April untuk mengenang jasa Raden Ajeng Kartini, seorang pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai pelopor gerakan emansipasi wanita dan pendidikan bagi perempuan.
Peringatan Hari Kartini sering kali diisi dengan berbagai kegiatan untuk menghargai dan memperingati perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, kesetaraan gender, serta pendidikan bagi perempuan di Indonesia.
Untuk merayakan momen tersebut, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali melaksanakan kegiatan peringatan Hari Kartini yang berlangsung di Ruang Serbaguna, Kantor Bupati, Selasa (30/4/2024).
Adapun kegiatan yang bertemakan “Menjadikan Generasi Penerus yang Unggul dan Berkualitas” Dirangkai dengan sejumlah kegiatan diantaranya diskusi tentang ke perempuan hingga fashion show yang diikuti dari berbagai organisasi keperempuanan.
Kepala DP3A Kukar, Bambang Arwanto menceritakan dahulunya Kartini dikenal sebagai salah satu tokoh perjuangan emansipasi wanita di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Dia berjuang untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi perempuan dalam hal pendidikan dan kebebasan berpikir.
Namun, meskipun telah berlalu lebih dari seabad sejak perjuangan Kartini, masih ada ketimpangan gender yang signifikan di Indonesia. Budaya patriarki yang kuat juga masih menjadi tantangan, di mana peran laki-laki sering kali diutamakan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ranah sosial dan politik.
“Yang diperjuangkan Kartini dalam emansipasi wanita itu masih terus dilanjutkan sampai sekarang, ” ungkap Bambang.
Inspirasi dari Kartini dapat diaplikasikan dengan memperjuangkan keterlibatan perempuan secara aktif dalam perencanaan dan implementasi pembangunan, serta memastikan bahwa pembangunan tersebut memberikan manfaat yang merata bagi perempuan.
Saat ini, kata Bambang, program DP3A bisa fokus pada pelibatan perempuan dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan, memastikan alokasi anggaran yang memperhatikan gender, dan memberikan edukasi kepada perempuan di Kukar tentang pentingnya partisipasi mereka dalam pembangunan berbasis gender.
“Itu yang kita lakukan dan edukasi ke perempuan di Kukar sehingga pembangunan ini punya basis gender yang kuat, ” ujar Bambang.
Melanjutkan program tersebut, DP3A dapat mengadakan pelatihan, lokakarya, dan forum diskusi untuk membahas isu-isu yang berkaitan dengan gender dalam pembangunan. Hal ini akan membantu memperkuat pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya perspektif gender dalam setiap kebijakan dan program pembangunan yang dilaksanakan.
Selain itu, DP3A dapat memperkuat jaringan kerja sama dengan organisasi perempuan, lembaga swadaya masyarakat, dan pemerintah daerah untuk mendukung implementasi program-program tersebut. Melalui kolaborasi ini, upaya untuk mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan dapat dilakukan secara lebih efektif dan berkelanjutan. (adv/dp3akukar)