penakaltim.id Jumlah tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dinilai masih minim dan belum maksimal. Hal itu disampaikan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah usai pelaksanaan Rapat Koordinasi (rakor) persiapan pengamanan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang berlangsung di Pendopo Odah Etam beberapa waktu lalu.
Ia menyebut, tingkat partisipasi pemilih belum maksimal, khususnya bagi kecamatan yang kawasannya terdapat aktivitas perusahaan. Faktor penyebabnya, banyak karyawan yang bekerja di perusahaan tidak bisa meluangkan waktu untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
Salah satu contoh yang disampaikan, jika di area perusahaan sawit terdapat TPS, maka itu tidak menjadi kendala bagi karyawan. Namun, jika TPS yang bersangkutan lokasinya terdaftar di desa, maka hal itu bisa menjadi kendala. Belum lagi jarak antara desa dan area perusahaan yang cukup jauh, tentu hal itu memerlukan waktu bagi karyawan menuju desa untuk menyumbangkan suaranya di TPS.
“Daerah ini banyak karyawan perusahaan, mereka mengaku takut mendapatkan sanksi pemotongan pendapatan jika tidak masuk kerja,” katanya.
Mengatasi persoalan tersebut, ia pun meminta agar perusahaan dapat berperan dalam memberikan keringanan kepada karyawannya, khususnya kepada warga lokal. Sehingga, mereka bisa menyalurkan hak suaranya pada saat pesta demokrasi yang akan digelar pada 2024 mendatang.
“Kami minta betul-betul nanti peran sertanya memberikan waktu kepada karyawan saat jam pagi untuk mencoblos ke TPS, nanti siangnya bisa untuk kembali bekerja,” sebutnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) saat ini juga tengah gencar melakukan sosialisasi di beberapa kecamatan untuk meningkatkan jumlah partisipasi pemilih, termasuk di daerah yang wilayahnya terdapat aktivitas perusahaan.
“Jika penyebab rendahnya partisipasi pemilih karena faktor kebijakan perusahaan kepada karyawan, ini harus dicek validitasnya dan segera mendapatkan solusi. Ada sisi komunikasi yang perlu diperbaiki,” tutup Edi. (*advdiskominfokukar)