Organisasi nirlaba, Planete Urgance (PU) Indonesia bersama Yayasan Mangrove Lestari (YML) laksanakan penanaman 70 ribu bibit mangrove. Kegiatan berlokasi di Delta Mahakam, Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara, Sabtu, 21 Januari 2023. Usaha ini bertujuan menjaga ekosistem alam sekaligus meningkatan pembudidayaan perikanan lokal.
Progam yang terlaksana adalah lanjutan usaha penanaman mangrove di Kecamatan Muara Badak. Sejak lama daerah tersebut telah di tetapkan sebagai kawasan pelestarian mangrove Delta Mahakam. Kegiatan penanaman mangrove di kawasan sekitar tambak juga merupakan bagian praktik silvofishery. Yaitu perpaduan antara silvo (mangrove/bakau) dengan fishery (perikanan), sehingga terwujudnya tambak yang ramah lingkungan.
Ketua Kelompok Petani tambak Salo Sumbala, Ramlan, yang terlibat dalam projek tersebut menjelaskan bahwa teknik silvofishery berdampak pada keberhasilan hasil panen. Menurut Ramlan, mangrove sekitar tambak berfungsi sebagai penyedia makanan alami bagi udang, kepiting dalam ekosistem tambak.
Ia menyebut, bahwa hasil tambaknya bisa meningkat sampai 30-40% sejak dia dan kelompoknya konsisten menerapkan praktik tambak ramah lingkungan tersebut.
“Akar-akar mangrove itu tempatnya sumber makanan bagi ekosistem tambak. Jadi, tambak yang tidak ada pohon mangrovenya boleh dikatakan lebih tandus, tidak subur, tidak bisa menghasilkan banyak sumber makanan “tutur Ramlan.
PU Indonesia bersama YML menargetkan 30.000 ribu pohon mangrove yang ditanam di kawasan tambak milik kelompok Salo Sumbala, berlokasi di Pulau Letung. Selain penanaman mangrove turut mendukung para petani tambak, memulihan ekosistem mangrove yang mulai terdegradasi.
“Tidak hanya fokus pada penanaman di lahan tambak, restorasi mangrove juga dilakukan di Kawasan pesisir pantai desa Tanjung Limau, Muara Badak Total ada 40.000 bibit yang ditanam di pesisir, ” kata pria itu.
Dikonfirmasi setelahnya, Direktur YML, Achmad Nuriyawan menjelaskan bahwa mangrove pesisir sangat berguna untuk menahan abrasi gelombang air laut.
“Kegiatan penanaman mangrove bersama Planete Urgence untuk menyelamatkan lahan- lahan kawasan pesisir dan area kritis lainnya.” kata, Achmad Nuriyawan.
Lebih lanjut, Direktur YML tersebut mengatakan bahwa proses penghijauan mangrove akan membawa manfaat jangka panjang. Mangrove yang ditanam saat ini mampu melindungi daerah Delta Mahakam hingga lima belas tahun ke depan dari pengikisan lahan pesisir. Oleh itu harapnya, penggiat konservasi mangrove harus bersama-sama memikirkan strategi keberlanjutan. Dengan tujuan hutan mangrove Kalimantan Timur demi kelestariannya hingga masa mendatang.
“Bersama para pihak, PU Indonesia dan YML akan terus berkomitmen melestarikan ekosistem mangrove baik yang berada di pesisir. Termasuk lahan tambak dan area terdegradasi lainnya, “akhirinya.