LPPM UNTAG Samarinda dan DPRD Kukar Sinergi Cari Solusi Masalah Pertanian di Desa Bangun Rejo

Upaya memperkuat sektor pertanian di Kutai Kartanegara kembali digiatkan melalui kolaborasi lintas lembaga. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Samarinda menjalin sinergi strategis dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kukar. Kerja sama ini bertujuan mencari solusi atas berbagai persoalan yang tengah dihadapi Kelompok Tani Pasca Karya di Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang.
Pertemuan silaturahmi dan audiensi antara kedua pihak berlangsung di Ruang Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Kukar, Senin, 3 Oktober 2025. Rombongan UNTAG Samarinda yang dipimpin Suhardiman datang bersama puluhan anggota kelompok tani untuk menyampaikan aspirasi terkait peningkatan sektor pertanian di wilayah mereka.
Ketua DPRD Kukar, Ahmad Yani, didampingi Sekretaris Dinas Pertanian Kukar serta Sekretaris DPRD Kukar, M. Ridha Dermawan, menerima langsung kunjungan tersebut. Dalam sambutannya, Yani menyampaikan apresiasi atas langkah proaktif kalangan akademisi dan masyarakat yang datang langsung menyampaikan aspirasi di gedung parlemen daerah.
“Kehadiran bapak dan ibu dari UNTAG Samarinda serta para petani Desa Bangun Rejo hari ini adalah bentuk partisipasi aktif yang sangat kami hargai. DPRD hadir untuk mendengar dan menyalurkan aspirasi masyarakat, termasuk persoalan riil di sektor pertanian,” ujar Yani.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) dengan skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM), yang mendapat hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Tahun Anggaran 2025. Fokus utama program ini adalah memperkuat pengorganisasian dan pemberdayaan kelompok tani agar mampu meningkatkan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani secara berkelanjutan.
Dalam dialog yang berlangsung hangat, sejumlah persoalan mendasar diungkapkan oleh para petani. Mereka menyoroti kelangkaan pupuk bersubsidi di tingkat lapangan, keterbatasan alat dan mesin pertanian (alsintan), hingga tantangan dalam mengembangkan usaha tani mandiri setelah masa karya berakhir.
Suhardiman, selaku pimpinan rombongan UNTAG Samarinda, menilai permasalahan tersebut membutuhkan pendekatan kolaboratif lintas sektor.
“Melalui program PKM ini, kami ingin menjembatani kemitraan antara kalangan akademisi, pemerintah daerah, dan masyarakat. Potensi pertanian di Bangun Rejo sangat besar, namun perlu dukungan kebijakan dan pendampingan yang tepat. Sinergi segitiga ini kami yakini dapat mengoptimalkan potensi tersebut,” jelasnya. (*adv/dprdkukar)




