KUTAI KARTANEGARA – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terus menjadi penopang ekonomi di tingkat desa. Namun, persoalan pemasaran masih menjadi hambatan utama. Kondisi ini juga dialami Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara.
Kepala Desa Sumber Sari, Sutarno, mengatakan BUMDes yang dikelola pemerintah desa sudah berjalan dengan fokus pada penyediaan bahan bangunan dan sarana produksi pertanian (saprodi). Menurutnya, kebutuhan tersebut paling dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.
“BUMDes kami memang masih fokus di bahan bangunan dan saprodi. Ini yang paling dekat dengan kebutuhan masyarakat sehari-hari,” kata Sutarno, Rabu, 1 Oktober 2025.
Selain BUMDes, geliat ekonomi juga terlihat dari aktivitas UMKM lokal. Beberapa kelompok usaha kecil, khususnya di bidang makanan olahan, telah terorganisir di bawah naungan PKK desa. Kreativitas warga, terutama kaum ibu, menjadi penggerak utama.
“Produksi UMKM sebenarnya sudah bagus. Kreativitas masyarakat tinggi, khususnya ibu-ibu PKK yang mengolah makanan khas desa,” ujar Sutarno.
Meski demikian, pemasaran produk UMKM Sumber Sari masih terbatas. Penjualan biasanya hanya dilakukan saat ada kegiatan tertentu di tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten.
“Distribusi dan pemasaran masih terbatas. Kalau ada acara, produk bisa dikenal. Tapi di luar itu, akses pasar masih sulit,” katanya.
Padahal, menurut Sutarno, kualitas produk UMKM di desanya sudah layak menembus pasar yang lebih luas. Ia menilai dukungan promosi serta jaringan distribusi yang lebih besar menjadi kunci agar usaha kecil bisa berkembang.
Pemerintah desa kini menyiapkan langkah untuk memperkuat ekosistem ekonomi lokal. Salah satunya mendorong sinergi antara BUMDes dan UMKM agar bisa saling menopang. “Harapan kami, ke depan BUMDes tidak hanya jadi penyedia kebutuhan warga, tapi juga bisa ikut membantu pemasaran produk UMKM,” ucap Sutarno. (adv/diskominfokukar)
