Lonjakan Kasus DBD di Kukar, Dinkes Tekankan Deteksi Dini dan Gerakan Bersih Lingkungan

KUTAI KARTANEGARA – Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sepanjang 2025 meningkat tajam. Hingga September, lebih dari 2.800 kasus tercatat, jauh di atas angka tahun lalu yang berada di kisaran 2.000 kasus.
Meski terjadi kenaikan signifikan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar memastikan tidak ada korban jiwa. Kondisi ini dinilai sebagai hasil dari kesiapan layanan medis serta sistem deteksi dini yang diterapkan di lapangan.
Kabid Pemberantasan, Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Kukar, Supriyadi, menjelaskan tingginya curah hujan tahun ini memicu banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Faktor kepadatan penduduk juga ikut memperbesar potensi penularan.
“Kasus memang naik, tapi tidak ada kematian. Ini menunjukkan layanan kesehatan di puskesmas maupun rumah sakit bekerja optimal,” ujarnya.
Dinkes mewajibkan seluruh puskesmas menyediakan rapid test DBD agar diagnosa dapat dilakukan lebih cepat. Dengan begitu, pasien bisa segera mendapat penanganan medis yang tepat.
“Diagnosis dini menjadi kunci. Keterlambatan biasanya membuat kondisi pasien memburuk,” tambah Supriyadi.
Selain layanan kesehatan, Pemkab Kukar sedang menyiapkan instruksi bupati mengenai pemberantasan sarang nyamuk. Regulasi tersebut akan memperkuat gerakan masyarakat dalam menjalankan 3M Plus, yakni menguras, menutup, mendaur ulang wadah air, serta langkah tambahan pencegahan lainnya.
Ia menegaskan, penyemprotan atau fogging bukan solusi utama. Langkah tersebut hanya digunakan bila ditemukan kasus darurat, sedangkan strategi jangka panjang tetap pada menjaga kebersihan lingkungan. Sejumlah wilayah dengan angka kasus tertinggi tercatat di Tenggarong, Tenggarong Seberang, dan Muara Badak.
Dinkes Kukar mengimbau seluruh warga agar lebih aktif menjaga kebersihan lingkungan rumah masing-masing.
“Kalau tidak ada tempat bagi nyamuk berkembang biak, maka risiko penularan bisa ditekan,” pungkas Supriyadi. (adv/diskominfokukar)




