TENGGARONG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat upaya pelestarian warisan sejarah daerah. Salah satu fokus utama tahun ini adalah perlindungan Makam Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura di Tenggarong, yang menjadi simbol penting perjalanan panjang Kesultanan tertua di Nusantara.
Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Cagar Budaya dan Permuseuman Disdikbud Kukar, M. Saidar, mengatakan bahwa Makam Kesultanan Kutai tidak hanya memiliki nilai sejarah tinggi, tetapi juga menjadi pusat identitas dan kebanggaan masyarakat Kukar.
“Makam Kesultanan merupakan salah satu situs paling bersejarah di Kukar. Upaya pelestarian terus dilakukan agar generasi muda bisa memahami akar sejarah dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya,” ujar Saidar.
Selain makam kesultanan, Disdikbud Kukar juga memberi perhatian pada sejumlah situs bersejarah lain yang tersebar di berbagai kecamatan. Di antaranya Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin yang tengah diusulkan menjadi cagar budaya nasional, Situs Gunung Selendang di Kecamatan Sanga-Sanga, serta Rumah Besar di Jalan Ahmad Yani, Tugu Pembantaian Jepang di Loa Kulu, Situs Aji Pangeran Sinom Panji Mendapa di Desa Jembayan, Lesong Batu di Muara Kaman, dan Makam Tuanku Tunggang Parangan di Anggana.
Beberapa peninggalan kolonial di Sanga-Sanga seperti rumah penjara dan kantor pos juga menjadi bagian dari daftar pelestarian, bersama bekas Magazin Stasiun Kereta Api Loa Kulu yang memiliki nilai historis tersendiri.
Saidar menjelaskan, total ada 16 objek cagar budaya di Kukar yang telah dipasangi plang penetapan resmi sebagai tanda perlindungan pemerintah daerah.
“Kalau sudah ada plang, artinya sudah menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk menjaga dan melindunginya,” jelasnya.
Melalui program ini, Disdikbud Kukar berharap pelestarian situs-situs bersejarah tidak hanya berfungsi menjaga warisan masa lalu, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan kebanggaan bagi masyarakat Kukar. (Adv/disdikbudkukar)
